GENERALISASI
Generalisasi merupakan bagian dari berfikir induktif. generalisasi merupakan proses befikir atau penalaran yang diambil dari fenomena-fenomena indvidual menuju kesimpulan umum. Peristiwa-peristiwa kecil aau detail yang terjadi disekitar kita merupakan bahan untuk kita mengambil kesimpulan secara genealisasi.
Generalisasi dilakukan dengan cara pengamatan empirik atau observasi dengan menggunakan panca indera, dan menghasilkan kesimpulan umum. Kesimpulan yang diambil secara induktif (generalisasi), tidak dapat dipegang secara pasti, karena kebanyakan generalisasi didasarkan pada pemeriksaan atas suatu simple (contoh) dari seluruh golongan yang diselidiki. dapat disimpulkan bahwa generalisasi adalah pernyataan umum dengan cara menyimpulkan sejumlah proposisi-proposisi yang sama kondisinya.
Contohnya:
Nadya, anak SD Bunga Bangsa Jakarta, berseragam putih merah.
Sonia, anak SD Pelita Bandung, memakai seragam putih merah.
Novrisa, anak SD Harapan Medan, berseragam pitih merah.
Generalisasi (kesimpulan secara umum)
anak SD di Indonesia memakai seragam puth merah
Pertanyaannya:
Semua anak SD memakai seragam putih merah?
Jawabannya:
"Probabilitas" (kemungkinan) iya, tetapi ada juga anak SD yang memakai seragam putih hijau (sekolah swasta).
Macam Generalisasi
1. Generalisasi Sempurna
"Seluruh fenomena yang menjadi dasar untuk mengambil kesimpulan yang diselidiki"
Contoh:
Setelah kita melakukan penelitian mengenai makanan produk penduduk indonesia, maka kita akan mendapatkan kesimpulan bahwa:
"sebagian besar penduduk indonesia makanan produknya adalah nasi"
Contoh lain:
- Sensus Penduduk
- Sensus Ekonomi 2016
- E KTP
- Prgram BPJS Kesehatan
2. Generalisasi Tidak Sempurna
Generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Contoh:
Kesimpulan, orang Sunda suka makan nasi timbel, orang Dyogya suka makan gudeg, orang Padang suka makan nasi padang.
Sebagian kesimpulan itu benar adanya, suka atau tidak suka makanan khusus daerah tersebut, jangan segera kita mengambil kesimpulan umum, karena kesimpulan itu tidak mutlak.
Orang Sunda, tidak suka makan nasi timbel, tapi ia malah suka makan gudeg dan nasi Padang. Orang Dyogya, tidak suka makan gudeg, bisa jadi ia suka makan nasi timbel dan nasi padang. Orang Padang, suka makan nasi padang, malah suka timbel dan gudeg.
Generalisasi dari segi bentuk dibagi 2, yaitu:
1. Generalisasi Loncatan Induktif
Generalisasi loncatan induktif tetapbertitik tolak dari beberapa fakta namun fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada.
Fakta-fakta tersebut digunakan untuk memberi jawaban atas persoalan yang diajukan karena sudah dianggap mewakili dan tepercaya.
Contoh:
Para ahli hukum berpendapat, hukuman seumur hidup atau mati pantas dijatuhkan kepada seorang koruptor.
Contoh lain:
Para dokter berpendapat, obat yang tepat bagi orang yang sakit flu atau demam, dengan memberikan paracetamol.
Dari 2 contoh kasus tersebut meskipun pernyataan tersebut itu benar, tetapi belum mencerminkan fenomena yang ada.
2. Generalisasi Tanpa Loncatan Induktif
Jika fakta-fakta yang diberikan cukup banyak, meyakinkan, dan ajeg(pasti)
Contoh:
Baik ban mobil atau motor, pastilah bulat bentuknya. Setap anak sekolah, pastilah ia berseragam sekolah. Prajurit angkatan laut, pandai berenang.